Pendakian Pertama Ke Gunung Cikuray
25 April 2017 pada saat itu adalah saat terakhir saya sekolah SMK, karna telah selesai memghadapi ujian terakhir yaitu UNBK. Waktu itu tidak pernah terfikir akan pergi mendaki ke mana-mana karena terlalu sibuk dengan segala macam rangkaian ujian, selain itu juga dikarenakan ada wacana angkatan saya pada saat itu akan mengadakan Tour sekaligus Perpisahan di Yogyakarta. Yang namanya wacana pasti belum pasti jadi apa tidaknya, setelah voting dilakukan ternyata banyak yang tidak satu suara, ada yang milih ke Yogyakarta ada yang milih ke daerah Jawa Barat saja dan lain-lain.
Karna hal tersebut lah akhirnya wacana tour dan perpisahan di Yogyakarta dibatalkan alias hanya wacana forever kata anak zaman now mah :). Karna hal tersebut lah timbul rasa kecewa pada saya yang sudah menabung lama sampai cari sampingan kesana kemari, saat putus asa tidak ada momen terakhir saat bareng teman-teman sekolah itulah muncul secercah harapan. Kembali lagi seorang teman yang membawaku kembali bersemangat, dia mengajakku untuk Refreshing dan camping ke Gunung Cikuray setelah pusing 7 keliling akibat terus menerus disuguhkan dengan ujian ujian sekolah.
Tanpa fikir panjang lagi saya menerima tawaran tersebut, dan menanyakan kapan untuk berangkatnya, menggunakan apa dan berapa banyak yang ikut dalam perjalanan nanti serta barang apa saja yang kurang untuk dibawa. Setelah semua list barang yang dibawa ada ditangan, sorenya kami mempersiapkan segala yang diperlukan. Saya menanyakan berapa uang yang disiapkan, teman saya bilang siapin aja sekitar Rp 350.000 untuk ongkos PP, logistic, sewa alat-alat dan biaya tak terduga.
H-1 yang awalnya mau berangkat 15 orang. 10 orang batal untuk ikut banyak urusan dan sebagainya, kami yang terlanjur menyewa tenda dan sebagian meminjam di teman banyak jadi kesal dan bingung mau diapakan tendanya. Saat itu memutuskan untuk bawa semua dua tenda dan Bodohnya saya pada itu nurut saja, padahal cuma 5 org tapi tenda bawa 2 berat-beratin tas saja.
Malam harinya karena besok pagi sekali kita berangkat, saya memutuskan untuk menginap di rumah teman saya yang bernama Jajang tentunya sebelum berangkat minta izin terlebih dahulu kepada orang tua, jangan sampai kita nekat pergi tanpa izin ke orang tua. Masih dimalam yang sama, saya dan jajang melakukan final packing sekaligus mengecheck takut ada barang yang tertinggal, setelah selesai kami istirahat karena perjalanan besok memerlukan tenaga dan stamina yang prima.
Pagi harinya saya dan jajang sudah siap berangkat dan pamit izin ke orang tua jajang dan berdoa supaya diperjalanan tidak terjadi hal yang diinginkan dan pulang ke rumah dengan selamat. Kami berdua berangkat dari rumah jajang dengan berjalan kaki lumayan berkisar 1 Km menuju ke jalan raya, kami berdua menaiki angkot untuk menuju ke meeting poin dengan 3 teman yang lain yaitu di lampu merah gerbang tol Cikopo.
Kami berdua sudah sampai di lokasi pertemuan, kemudian tidak lama 2 teman kami datang, tinggal menunggu 1 orang lagi. Setelah berapa lama akhirnya kami berlima (oji, jajang, alwi, hari dan aris) sudah kumpul. Kami menunggu bus jurusan ke Garut. Beberapa saat kemudian bus yang kami tunggu akhirnya datang, kami langsung naik dan menikmati perjalanan meskipun agak macet dikarenakan libur panjang tapi tidak masalah, nikmati saja prosesnya toh baru juga brangkat :).
Beberapa jam kemudian kami sampai di Terminal Guntur, garut. setelah turun, kami sudah di sambut yang menawarkan jasa tumpangan menggunakan mobil truck, setelah nego harga akhirnya kami naik ke truck tersebut. kami tidak sendiri, di dalam truck tersebut terdapat rombongan lain ada yang dari Jakarta 8 orang dan Tanggerang 2 orang. Di suatu lokasi kami di berhentikan katanya sudah disediakan mobil untuk ke atas pemancar yang disediakan oleh pengelola setempat, maka dari itu mobil dari luar tidak diperbolehkan untuk niak. Kami akhirnya nyewa mobil lagi untuk sampai ke jalur pendakian.
Setelah beberapa saat akhirnya kami sampai di Jalur pendakian yang bernama Pemancar, kenapa disebut Pemancar? Karena pas kami lewat saya melihat ada pemancar dari slah satu stasiun TV dalam negri. Maka dari situlah saya memahami kenapa jalur tersebut dinamakan Pemancar. Di pemancar ini merupakan titik terakhir kendaraan boleh mengantarkan pendaki, di pemancar ini juga merupakan titik 0 pendakian.
Kami rehat sejenak sebelum memulai perjalanan ke pos 1, tiba-tiba hujan turun. Kami menggunakan jas hujan dan memasang cover bag, setelah selesai kami baru memulai perjalanan menuju pos 1. Seperti biasa sebelum berangkat kami tidak lupa untuk ber doa terlebih dahulu, baru beberapa langkah kami jalan tiba-tiba hujan berhenti. karna tanggung akhirnya kami pakai terus jashujannya sampai sesampainya :).
Di perjalanan menuju pos 1 kami melintasi kebun teh yang terhampar luas sejauh mata memandang, tak lama kemudian kami sampai di pos 1 untuk melakukan simaksi, setelah itu kami lanjut lagi perjalanan.. dan tidak terasa senja mulai ditelan kegelapan malam, kami masih di perjalanan menuju pos pos berikutnya.
Pada saat di perjalanan malam ini pendakian pun manjadi lebih sulit ditambah lagi sehabis hujan mengakibatkan tanah menjadi licin harus lebih ekstra hati-hati. karena medan dan cuaca yang tak terduga salah satu teman kami mengalami keram pada kakinya.. kami semua berhenti dan melakukan pertolongan pertama sebisa kami, tida lama kemudian ada rombongan dari jakarta yang tadi berangkat bersama kami ke pemancar, mereka menanyakan kenapa? Kami menceritakan bahwasanya temankami mengakami keram, tanpa diduga mereka menolong kami. Kami sangat bertrimakasih kepada om putra dan teman-teman yang telah menolong kami.
Saya bilang ke teman saya kalau ngga kuat jangan maksakan, kita istirahat saja disini bahaya jika dilanjutkan dengan kondisi yang kurang vit seperti ini.. akhirnya kami istirahat dan mendirikan tenda, saya dan teman-teman bergiliran tugas buat jaga malam, yang saya khawatirkan pada saat itu adalah ada babi yang lewat dan binatang buas lainnya, karena Cikuray terkenal dengan babi hutan yang sangat besar. sepenjang jaga tak henti-hentinya berdoa sulaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Subuh telah tiba, teman kami sidah pulih kembali setelah makan dan beres beres, kami melanjutkan lagi pendakian yang sempat terhenti. Kami pun bersyukur selama semalam tidak ada babi hutan dan binatang buas lainnya yang menyerang tenda kami. Baru berapa menit kami lewati kami berhenti kembali, salah satu teman kami mengalami sakit perut kami suruh dia istirahat dan membuat makanan dan minuman hangat serta memberi obat agar lebih membaik. Saya selalu bilang jika ngga kuat atau ada apa-apa itu bilang jangan diam saja, karna kita juga ngga akan memaksakan untuk sampai puncak jika teman kita ada yang sakit. kami bersyukur teman kami vit kembali dan bisa melanjutkan perjalanan dengan alan santai saja.
Karena waktu yang molor, kami tidak sampai puncak pada saat Golden Sunrise muncul, kami berhenti diperjalanan dan memandang serta menikmati golden sunrise dan alam sekitar serta ta lupa mengucap syukur dan rasa kagum kepada yang maha esa yang menciptakan alam semesta ini.
Dirasa puas, kami melanjutkan kembali perjalanan dan tidak lama kemudian kami sampai di pos terakhir sebelum ke puncak dimana banyak sekalai para pendaki yang mendirikan tenda di sini. kami langsung saja menuju puncak dimana jalannya tidak seekstrik tadi, trecknya landai meski sedikit tapi kami bersyukur. Kemudian naik lagi keatas sampai persimpangan dengan jalur pendakian yang lain, kami langsung naik ke atas lagi menaiki batuan dan ada sedikit tangga.
Setelah melalui pendakian yang menguras tenaga fisik dan mental akhirnya kami sampai di Puncak Gunung Cikuray dengan ketinggian 2821 mdpl. Kami tak henti hentinya bersyukur dan seakan tidak percaya bahwa kami sampai ke puncak gunung cikuray. Dari atas kami bisa melihat pemandangan yang luar biasa indahnya, tapi karena waktu sampai kepuncak terlalu siang. Kami mendapatkan pemandangan bagus cuma 5 menit setelahnya diselimuti oleh kabut tebal... Kami mengisi tenaga terlebih dahulu sambil menunggu cuaca bagus kembali tapi sayang semuanya berkabut bahkan hujan.
Demikian perjalanan kami ke Gunung Cikuray, semoga apa yang saya tulis dapat bermanfaat..
Jaga selalu alam kita ini, jangan sampai menyalahkan alam ketika alam marak karna manusia yang serakah ... Salam lestari !.
Berikut foto saat di Gunung Cikuray :
0 Response to "Pendakian Pertama Ke Gunung Cikuray"
Posting Komentar